Selasa, 20 September 2011

3 Kelompok Manusia















Berikut ada 3 kelompok manusia:
1.                 Kelompok manusia yang diutus Tuhan untuk menyampaikan Tuhan atau ke arah mana kita akan pergi setelah kita meninggal.
contoh : pendeta, pastor, biksu, biara, kyai, dan pemimpin agama lainnya.

2.                 Kelompok manusia yang diutus Tuhan untuk menyebar kebaikan dan kebenaran.
contoh : polisi, tentara, dan petugas keamanan lainnya.

3.                 Kelompok manusia yang diutus Tuhan untuk menyebar keindahan di dunia.
contoh : diri kita sendiri, atau “saya” atau manusia itu sendiri.

Apa teman teman setuju?
Pastinya banyak sekali yang tidak setuju ya, apalagi pada poin 2 dan 3, polisi yang korupsi, manusia  yang narkoba, manusia yang melakukan tindakan kejahatan, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak bisa diterima yang sering kita lihat yang bagaimana pun tidak bisa kita sebut sebagai penuebar keindahan, kebaikan atau kebenaran.
Bagaimana diri kita itu bisa menjadi penyebar keindahan di dunia ini apabila diri kita adalah pelaku kejahatan?
Bagaimana juga seorang polisi disebut penyebar kebaikan dan kebenaran, sedangkan banyak polisi yang korupsi?

Kalau diperhatiin yang namanya berbuat sebuah kejahatan ataupun korupsi, saya rasa bukan hanya polisi atau diri kita (manusia) itu sendiri pun yang bisa malakukannya. Bahkan, sebagai pemimpin agama pun bisa melakukannya. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang namanya kejahatan seperti korupsi, narkoba atau kriminal lain bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak tergantung pada jabatan dia tetapi tergantung kepada diri seseorang atau manusia itu sendiri.

Ada teman berkomentar saya waktu saya post ini di facebook,
polisi tentara kau blg menyebarkan kebaikan?korupsi banyak iya deh
Aku tidak banyak menjelaskan di sana, tetapi di sini saya akan menjelaskan secara singkat, jelas dan padat. Kita langsung saja ke TE-KA-PE……..

Bagiku korupsi tidak hanya terjadi di kalangan polisi, dan sebaliknya juga tidak semua polisi melakukan korupsi, mungkin kalau melihat yang di depan mata mungkin sulit mendapatkan polisi yang tidak melakukan korupsi, tapi mari melihat lebih jauh.. polisi Singapore.. apa kita pernah dengar kasus korupsi polisi sana?? Mungkin karena kita tidak tinggal di sana jadi tidak mendengar kasus-kasus yang terjadi di sana, tapi dalam hal ini tidak usah mendengar langsung tapi boleh lah tanya teman-teman yang pernah ke sana : bagaimana keadaan sana? Pasti bisa dapat kesimpulan yang kurang lebih sama dengan yang saya sebutkan tadi.
jadi bagaimana?? Apakah polisi yang seperti itu termasuk dalam manusia kelompok 2?? Mungkin sebagian dah setuju ya… dan mungkin masih ada yang ngotot dan berkata, “ya tapi tetap aja polisi yang aku lihat itu korupsi,” atau pernyataan sejenisnya.
Kalau begitu, sih saya juga hanya bisa ngotot menjawab, “polisi yang seperti polisi Singapore lah yang saya maksud di kelompok manusia ke 2. Tentunya masih banyak polisi lain yang memenuhi syarat.”

Nah loh?? Trus bagaimana dengan polisi yang di depan mata yang gampang dilihat?
Mungkin yang saya ambil jabatan polisinya saja, manusianya tidak usah, dan manusianya saya lempar ke kelompok ke 3, manusia itu sendiri atau “saya” atau diri kita sendiri. Karena seseorang bisa korupsi atau kejahatan lainnya itu bukan karena jabatannya tapi karena diri manusia itu sendiri,  ya mungkin bisa jadi karena memiliki jabatan tersebut makanya ada kesempatan. Namun, itu tetap harus masuk ke kategori kelompok 3, karena dia tidak diperintahkan oleh orang lain tetapi oleh dirinya sendiri dalam melakukannya.
Biar lebih jelas, kalau polisi ataupun siapapun melakukan korupsi, lantas apa yang kita sebut?? Koruptor kan?? Bukan polisi lagi atau lainnya.. apa koruptor termasuk ke dalam kelompok penyebar perdamaian atau kebenaran?? TENTU TIDAK,  jelas jelas di atas saya sebut yang masuk ke kelompok itu adalah polisi, tentara atau petugas keamanan lainnya.

Ok lah.. kita beralih yang lain, tidak usah urusin polisi, mau korupsi kek, mau apa kek, itu kita anggap saja urusan dia, walaupun korupsinya duit rakyat atau kita.. biarin aja toh ada istilah “more we give, more we get.” Tahu tidak artinya?? Saya anggap tahu deh ya biar tidak panjang lebar..

Sekarang mari kita lihat “diri kita sendiri” (kelompok manusia ke 3), sebaiknya kita jangan suka protes. Ini korupsi itu korupsi, ini jahat itu jahat tapi kita sendiri belum tentu benar, apa anda sudah melakukan hal-hal yang untuk memperindah ??

Dalam hal ini, keindahan saya bagi menjadi beberapa bagian menurut pemikiran manusia yang berbeda:
A.   Keindahan yang menurut orang lain tidak indah.
Dalan hal ini mungkin sering kita lihat dan temuin, seperti narkorba, rokok. Seperti yang kita ketahui bagi seorang perokok, narkoba menganggap itu suatu hal yang wajar alias indah tetapi bagaimana pandangan orang yang di sekitar? Belum tentu kan tetapi itu tidak menhilangkan keindahan orang lain, orang lain tetap bisa merasakan atau menjalankan keindahan menurut pikirannya sendiri.


B.   Keindahan yang menghilangkan keindahan orang lain.
Dalam hal ini juga tidak sulit kita temuin sekarang ini banyak bermunculan seperti pembunuhan, perampokan, pemerksoaan. Sebagai pelaku mungkin awalnya merasa bersalah tetapi lama kelamaan itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya dia menganggap itu hal yang wajar alias indah, tanpa melakukannya hidup tiada arti.
Tapi bagi korban bagaimana?? Trauma, paling tidak membuat orang menjadi takut untuk berpergian.
Bahkan buat yang bukan korban pun bisa ikut berpengaruh, bisa jadi menjadi takut.
Contohnya : kasus parampokan sekaligus pemerkosaan yang terjadi di angkutan umum, itu membuat takut para wanita untuk menggunakan angkutan umum saat ini.

C.   Keindahan yang menurut orang lain indah.
Dalam hal ini, bisa dibilang gampang gampang susah untuk menemukannya, tergantung kita menyadari atau ngak gitu,
Contoh: beramal, berbuat baik, membantu orang, menjadi orang yang berguna bagi sekitar orang, orang yang tidak melakukan hal-hal yang mempengaruhi orang lain untuk melakukan yang A atau B (berpakaian minim seperti hot pant mini, tank top mini, rok mini yang dikabarnya menjadi faktor penyebab pemerkosaan )
 serta tentunya tidak berpikiran untuk melakukan seperti yang A atau B.

Ketika anda melakukan amal atau lain lain tentunya dengan tulus dan iklas bagaimana perasaan anda atau perasaan orang yang menerima??
Mungkin yang menerima juga merasakan sesuatu yang sama seperti yang melakukannya bahkan lebih yaitu bahagia, senang.

Dan masih banyak hal lagi yang bisa kita masukkin ke kategori ketiga ini.. biar kita masing masing yang menemukannya ya.

Tentu setiap dari kita bisa menentukan pilihan kita sendiri dan menurut kita sendiri mau memilih bagaimana cara untuk memperindah dunia ini.

Saya tidak akan membahas banyak tentang ini, soalnya ini biar kita masing masing menjawab pertanyaan di atas.
Kalau ya, ya baguslah…
Kalau tidak, balik lagi ke diri anda, apa anda tetap mau demikian atau berubah dan berusaha untuk melakukannya. Keputusan tetap di tangan anda.


Dan, kalau kita semua menyadari, tidak menutup kemungkinan bagi anda untuk menjadi kelompok manusia yang pertama dan kedua jika anda mampu menentukan keputusan anda secara benar dan tepat.

Semoga ini bermanfaat bagi kita semua untuk menjadi lebih baik....


Karya : Hansen Angie
sumber atau terinspirasi oleh : Acara TV “just avin”  tgl 21 agustus 2011

Related Post / Klik Gambar Di Atas "Artikel-Artikel" :