Selasa, 19 April 2011

Bunuh Sapi-sapi (Pemikiran Kita yang BuruK) yang Ada Pada Dirimu


ILUSTRASI :

Alkisah pada zaman dahulu ada seorg guru besar yang sedang mengadakan perjalanan ke sebuah desa bersama muridnya yang paling cerdas.
dan pada sore hari guru ni meminta muridnya untuk mencari tempat untuk melewati malamnya

Guru : pergilah mencari rumah yang paling jelek yang ada di desa ini untuk kita melewati malam..
Murid : baik, guru


maka pergilah muridnya mengelilingi desa tersebut untuk mencari rumah yang paling jelek, dan diapun menemukannya maka kembalilah murid ni melapor kepada gurunya.

Murid : Guru, aku ada menemukan sebuah rumah yang sangat jelek dan menurut saya ni rumah paling jelek yang ada di desa ini.

Guru : ohh?? kalau gitu mari kita kesana untuk melewati malam

maka pergilah Guru dan Murid ni ke rumah tersebut, dan sesampai disana maka Guru ini melihat rumah ini emang sangat jelek. sekitar berukuran 14 meter persegi sekitar 2 x 7cm atau 3 x 4,3 meter, maka di ketuklah pintu tersebut. dan ada seorang paruh baya yang keluar membukakan pintu

paruh baya : selama sore menjelang malam, ada yang bisa saya bantu?
Guru : pak, hari sudah mulai malam, bisakah saya meminjem tempat untuk melewati malam bersama muridku?
paruh baya : seperti yang Guru lihat rumah ku sangatlah kecil, dah kalau Guru tidak,  maka silakan saja
Guru : ouu tentu tidak keberatan, terima kasih 

maka Guru dan murid ini pun di persilakan masuk,
dan setelah masuk kedalam, guru dan murid ni melihat lihat seisi rumah tersebut untuk mencari barang yang paling berharga yang ada dirumah tersebut. dan ternyata di dalam rumah itu tidak ada 1 barang pun yang berharga.
dan Guru itu melihat ada 8 org yang tinggal di rumah tersebut, 4 anak kecil dan 4 org dewasa, dan Guru ni pun bertanya pada  bapak paruh baya ini

Guru : pak, apa ada barang yang paling berharga dirumah ini??
Paruh baya : tidak ada, kami tidak ada barang yang berharga dirumah ini, 
Guru : terus bagaimana kalian melewati hari hari kalian?
Paruh baya : di belakang rumah kami ada sebuah tanah kosong dan kami ada perihara 1 ekor  SAPI , dan dari  SAPI i ini kami melewati hidup, sehingga kami sangat menyanyai SAPI , tiap hari kami kasih makan, minum, kami mandiin, dan tiap kali kamu memelah susunya, kami jual dan hasilnya untuk kebutuhan hidup
Guru : hmm ouuu

maka Guru ini murid ni pun tidur, hingga subuh Guru ini pun bangun dan mengajak murid ini pergi  dan sebelum pergi guru ini mengajak Muridnya untuk melihat  SAPI  tsb, sesampai di tanah kosong itu dah dia pun melihat  SAPI  tsb dan ternyata emang benar SAPI  itu begitu gemuk dan cantik. Dan dari dalam bajunya dia mengeluarkan golok dan memenggal  SAPI  tsb hingga  SAPI  itu mati seketika, dan Guru ini pun mengajak Muridnya untuk berangkat pergi.  tapi  kagetlah Murid tersebut dan berpikir :
apa Gurunya ini sudah gila?? ,gurunya ini tau betul gimana keluarga paruh baya itu menggantungkan hidupnya pada  SAPI  ini tapi Gurunya ini malah membunuh  SAPI  tsb, bagaimana keluarga ini seterusnya tanpa  SAPI  ini
dan Murid ini terus bergumul bergumul dan berpikir jangan jangan dia salah mengikuti  Guru ini, dan Guru dan Murid ini dah pulang, tapi dalam diri Murid ni masih bergumul dan terus memikirin keluarga tersebut

Dan 1 tahun pun dah lewat, Gurunya ini mengajak Muridnya ini ke desa yang kemarin mereka kunjungi lagi, tapi Murid ni begitu tidak semangatnya mengikuti Gurunya ini, namun Murid ni tidak berani menolak ajakan Gurunya

sampai lah ke desa tersebut, 
Guru : Pergilah mencari rumah yang paling jelek yang ada di desa ini, dan kalau bisa cari rumah yang kita kunjungi tahun kemarin
Murid : ya Guru (dalam pikiran murid ni, jangan jangan rumah itu sudah tidak ada, dan jangan jangan keluarga tsb semuanya dah mati kelaparan)

dengan begitu tidak semangatnya Murid ni pun pergi mengelilingi desa tersebut dan ke rumah yang kemarn mereka kunjungi, dia kaget dan begitu yakin, rumah yang kemarin berukuran 14 meter persegi tu sudah tidak ada, dan adanya sebuah rumah yang lebih gede dan tidak sejelek rumah kemarin, maka kembalilah murid ini berpikir, "wah benar ni, keluarga itu kelaparan dan menjual rumah untuk orang lain"  dan kembalilah murid ni ke Gurunya.

Murid : Guru, saya ada ketempat yang kemarin kita kunjungi, tapi rumah yang kemarin sudah tidak ada, sebagai gantinya ada rumah yang lebih bagus berada tepat di mana rumah kemarin berada.
Guru : ok, mari kita ke rumah tersebut

Mereka pun ke rumah tersebut dan mereka mengetuk pintu, dan yang keluar bapak paruh baya yang kemarin

Paruh baya : wah , kalian lagi, lama tidak ketemu, silakan masuk silakan masuk.

mereka pun masuk dan ceritalah bapak paruh baya ni kepada Guru ini

Paruh baya : kemarin waktu kalian pergi ada orang jahat yang dengan teganya membunuh  SAPI   kami ini, dan kami menjadi kesusahan selama beberapa saat, dan kami mengalami hari hari yang sangat sulit, tapi kami tidak menyerah dan tiba tiba kami menyadari 1 hal, kalau di belakang rumah kami tempat  SAPI  kami berada, ada tanah kosong, dan akhirnya kami meminjam biaya dan kami membeli bibit sayuran, dan kami pun menanam sayur, hingga saat panen kami jual dan kami membeli bibit yang lebih mahal, dan demikian seterusnya hingga sekarang kehidupan kami malah menjadi lebih baik,

Selesai

dari ilustrasi di atas, apa yang kita tangkap??
keluarga paruh baya tersebut mereka awalnya mengantungkan hidup sama  SAPI tersebut, mereka menjaga dengan baik  SAPI  tersebut sehingga mereka tidak maju, mereka berada di posisi yang tidak bergerak, tapi ketika  SAPI  itu mereka bisa berpikir untuk melakukan sesuatu, sehingga akhirnya mereka menjadi lebih baik

Jika kita bandingkan dengan  kehidupan kita sebenarnya apa yang di maksud dari Ilustrasi tersebut??

berikut penjelasannya
Keluarga paruh baya : diri kita sendiri
 SAPI  : Pikiran kita yang buruk
Guru : tindakan kita yang benar
Ladang : kesempatan
Sapi yang diladang : Pikiran yang buruk yang telah menempati kesempatan kita

ketika kita ingin melakukan suatu hal yang menurut orang lain dengan ini kita bisa maju, dengan ini kita bisa lebih baik, tapi sering kali ada sesuatu dalam pikiran kita
diri sendiri kita  selalu berpikir : 
aku tidak bisa, mereka yang bisa karena mereka lebih pinter, aku tidak mau, aku tidak sabar

tindakan kita :
kita selalu menjaga, memelihara, memberi dia makan hingga dia tampil bagus
sehingga kita tidak maju maju, kita berada di posisi yang sama, selagi ada kesempatan datang, kita selalu berpikir "aku tidak bisa, / aku tidak mampu"

tapi ketika kita berubah pikiran dan kita membunuh semua  SAPI - SAPI  (pemikiran pemikiran ) kita tersebut, kita mengambil kesempatan yang ada, kita mencoba, kita merasa orang lain bisa kita pun harus bisa, dan mungkin dengan sedikit kesabaran, mungkin kita akan mengalami masa masa sulit ketika menjalaninnya. tapi kita terus coba dan coba, mungkin suatu saat nanti  kita bisa menjadi lebih baik

semoga cerita ini bermamfaat

Related Post / Klik Gambar Di Atas "Artikel-Artikel" :