Melihat keadaan ini di Indonesia rasanya sangat tidak adil kalau kita hanya menyalahkan perusahaan asing yang mengelola sumber daya kita, karena memang dari segi modal ataupun teknologi Indonesia masih memerlukan asing untuk membangun. Selain itu, sebenarnya bukan Indonesia saja yang menyerahkan asetnya kepada asing, banyak negara luar yang maju justru karena dikelola oleh asing, maka muncul pertanyaan kenapa Indonesia masih begitu-gitu aja(belum makmur) padahal sumber daya alamnya melimpah, dan apa salah nya investor asing , dan apa pula kesalahan presiden saat ini yang sering dituduhkan kepada Presiden Jokowi?
Kalau kita membandingkan negara yang sangat kaya saat ini adalah negara kecil Brunei Darussalam, meskipun hanya negara kecil, negara ini memang sangat kaya dengan sumber daya alam seperti gas dan minyak, negara yang letaknya di bagian utara Pulau Borneo/Kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia yang menganut sistem monarki ini bahkan mampu mengratisnya berbagai fasilitas negaranya, seperti pendidikan, layanan masyarakat, serta kesehatan dll. Brunei Darussalam sendiri dari segi perekonomian masih sangat bergantung sama asing seperti Inggris dan Cina.
Meskipun, dikuasai oleh asing tapi Brunei dapat mainkan peranannya dengan baik, sehingga banyak dari hasil pengelolaan yang dimasukkan kedalam kas negara untuk kemakmuran rakyat. Selain itu, untuk mampu bersaing dikemudian hari Brunei telah merancang beberapa hal seperti peningkatan kemahiran tenaga buruh, pengurangan penggangguran, pengukuhan sektor-sektor pembankan dan pariwisata, dan dengan polulasinya yang hanya sekitar 470.000 jiwa ini tentu akan memudahkan negara dengan luas negara 5.765 km2 ini untuk memeratakan nilai sosial dan pelayanan kepada rakyat..
Bagaimana dengan Indonesia? Berbeda dengan Brunei, meskipun banyak dikelola asing, karena keserakahan pemimpin-pemimpin sebelumnya membuat Indonesia hanya menerima ampasnya saja, negosiasi-negosiasi yang banyak dimuatin kepentingan pribadi atau golongan dibanding kepentingan rakyat, sehingga meskipun sumber daya alam melimpah, tapi rakyatnya masih gitu gitu saja. Disisi lain, jangankan memikirkan ke depan, pemimpin sebelumnya justru senang mengerogoti hasil dari perusahaan asing itu tanpa memerhatikan anak-anak bangsa yang berpotensi untuk masa depan bangsa, sehingga banyak anak-anak bangsa yang merasa tidak dihargai dan berjuang di negara lain. Sehingga membuat Indonesia masih belum sanggup untuk bermandiri, perhatikan saja contoh-contohnya seperti Petral, Freeport selama ini begitu berleha-leha dengan para koruptor negara bisa dengan mudahnya mendapat untung dari hasil bumi Indonesia, sedangkan yang masuk ke kas negara tetap hanya ampasnya saja, tidak hanya itu, uang yang sudah masuk ke kas negara pun saat pembelanjaan kembali lagi digerogoti oleh koruptor lain. Selain itu, populasi yang berbanding sekitar 532x lipat dari negara Brunei ditambah luas negara yang sangat berbeda jauh memang memiliki kesulitan tersendiri untuk memeratakan segala fasilitas yang ada.
Saat ini, meskipun dibawah pemerintahan Presiden Jokowi, memang masih menyerahkan kepada asing, namun ada hal yang berbeda, perusahaan asing sudah tidak bisa berleha-leha sudah tidak bisa seenaknya lagi, banyak persyaratan yang selama ini di kendorin kembali diperketat, dan membuat perusahaan-perusahaan asing itu ketal-ketil. tentu ini masih membutuhkan waktu buat Indonesia untuk bisa benar-benar bermandiri. ya.. positif thinking saja
Kalau kita melihat sesuatu dengan hati yang benci, ditambah melihat sesuatu tidak secara keseluruhan, maka akan membawa kita pada kesimpulan yang salah.
Secangkir teh hangat buat pengemar teh tentu akan terasa enak untuk dinikmati, dan ini akan berbeda jika dinikmati oleh pengemar kopi pahit, karena akan merasa biasa-biasa aja
Syalom...
Referensi : https://saripedia.wordpress.com/2011/02/27/brunei-darussalam-negeri-islam-yang-sangat-kaya-dan-makmur/