Sabtu, 30 Januari 2016
Penyembahan Berhala Masa Kini
Jumat, 29 Januari 2016
Banyak Menuntut Minim Intropeksi Diri
Kalau kita melihat Jakarta, dengan kota yang memiliki kompleksitas yang tinggi juga, sehingga permasalahan yang terjadi juga sangat banyak dan sangat sulit untuk diatasi, seperti banjir, kemacetan dan kawasan kumuh. Alhasil, banyak orang-orang yang mengeluhkan banyaknya masalah yang terjadi, sehingga banyak pula orang-orang yang menuntut ada perbaikan dari berbagai sisi. Namun, untuk menyelesaikan permasalahan yang ada tidak bisa hanya dari pemerintah saja, membutuhkan peranan banyak orang untuk bergotong royong dalam membentuk kota Jakarta yang lebih baik.
Kamis, 28 Januari 2016
Apa Salahnya Investor Asing
Rabu, 27 Januari 2016
Inspiratif Di Balik Sosok Pak Ahok: Papa Mama Ahok dan Sekaleng Beras
Pada tahun 1967, tahun dimana Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi politik yang sangat berat, saat itu terjadi sanering mata uang Indonesia dari Rp. 1.000,- dipotong menjadi Rp.1,- Bahan pangan, terutama beras langka diseluruh pelosok tanah air. Indonesia mengalami kebangkrutan dan rakyat kelaparan di mana-mana. Di tengah sulitnya keadaan Indonesia pada saat itu, tepat pertengahan tahun 1967 ada sebuah kisah inspiratif terkait dengan orang tua dari Gubernur DKI Jakarta saat ini.
Selasa, 26 Januari 2016
Mengislamkan Pak Ahok
Sumber : Ahok.org |
Senin, 25 Januari 2016
"Damai, Pak", Apa Bedanya Dengan Koruptor
Sabtu, 23 Januari 2016
Agamaku/Kami Yang Paling Benar
Saat ini kita sedang memasuki era Teknologi Informasi, dengan kata lain hampir semua informasi bisa kita dapatkan dengan cepat, dan tentunya harus didukung dengan teknologi yang tidak lain adalah Internet dan Perangkat untuk mengakses infomasi-informasi itu. Karena sedemikian cepatnya untuk mendapatkan informasi sampai membuat orang-orang hampir tidak sempat untuk mencari kebenaran atas informasi yang beredar, apa itu Fakta, Fitnah atau hanya Lelucon saja, sehingga sering kali menimbulkan Pro & Kontra, dan informasi tentang Agama pun tidak terlepas dari hal itu.
Banyak informasi terkait Agama beredar di sosial media, berbagai Agama itu ada, dan itu semestinya menjadi hal yang positif bagi penganut Agama terutama di Indonesia yang begitu majemuk. Namun pada kenyataannya tidak sepenuhnya demikian, tidak jarang informasi tentang Agama yang beredar justru menjadi perdebatan antar kubu Pro dan Kontra untuk merebut pengakuan "Aku/Kami lah yang paling benar" dan sering kali dengan komentar-komentar yang justru tidak menunjukkan kalau pemberi komentar itu orang yang beragama, alias mengunakan bahasa iblis yang dibungkus menjadi kalimat berbahasa bahasa manusia yang kasar.
Alih-alih ingin membela Agama justru membuat agamanya semakin terperosot dalam jurang kehinaan, alih-alih ingin menyelamatkan orang dari anutan yang salah justru kata-katanya membuat orang menjauh.Agama yang mestinya membawa damai dan keindahan justru dihancur-leburkan oleh penganutnya sendiri dengan kalimat atau kata-kata yang kotor dan hina, Agama yang semestinya berisi kalimat-kalimat suci justru dikotori dengan kalimat-kalimat yang jijik dan tidak terpuji, mulut berkata "Aku beragama Kristen", "Aku Beragama Buddha" atau "Aku Beragama Lain-lain", tapi kalimat yang keluar itu seolah-olah dikuasai oleh iblis yang mencoba memisahkan kemajemukan yang ada. Perdebatan-perdebatan yang tiada henti mencoba untuk mencari tahu mana yang paling benar, justru semakin memisahkan dan membuat orang lain merasa Agama itu paling tidak benar.
Selain itu, kalaupun menang dalam perdebatan pun kemenangan itu hanyalah sia-sia dan kepuasan itu hanya sementara saja, karena perdebatan mungkin akan kembali terjadi lagi di lain waktu. Dengan kata lain, kemenangan dalam perdebatan tidak membuat orang lain untuk setuju atas apa yang diyakini oleh pemenang.
Sudah semestikan kita sebagai orang beriman kembali kepada kitab suci masing-masing, dan belajar untuk mengerti apa makna dari agama yang dianut, dan mengaplikasikannya melalui pikiran, sikap, perbuatan dan perkataan yang baik sehingga memberikan cerminan yang benar tentang Agama masing-masing yang dianut. Sehingga, membuat orang lain bisa melihat kebaikan dan kebenaran dari Agama yang kita anut, dan membiarkan orang lain yang menilai dan meyakini sendiri apa yang yang dia lihat dengan matanya sendiri.
Tugas kita sebagai orang beragama hanyalah menyampaikan (bukan memaksakan) apa yang kita ketahui atau yakini, baik dengan kata-kata yang halus dan mudah dimengerti, dihayati dan dipercaya, bukan dengan kata-kata iblis yang dibungkus menjadi suatu bahasa manusia yang tidak enak didengar, jika didengar aja tidak enak apa lagi mau dihayati ataupun dimengerti apalagi mau dipercaya. Selain itu, juga dengan perbuatan yang mencerminkan orang beragama yang mengajarkan kebaikan sehingga orang berminat untuk meniru dan mengerti serta percaya bahwa apa yang kita itu memang sesuatu yang baik, bukan dengan perbuatan yang justru merusak dan mencerminkan orang yang beragama setan yang mengajarkan perusakan sehingga orang pun jijik melihatnya apalagi ingin mengerti dan mempercayainya.
Secangkir Teh Hangat dipagi hari sambil mengucapkan doa, kiranya hari ini tetap dituntun untuk mengucapkan kata-kata yang baik serta perbuatan yang baik.
Syalom...
Jumat, 22 Januari 2016
Lebih Mulia Petugas PPSU
Tinggal di Indonesia, terutama Jakarta memang tidak bisa lepas dari yang namanya sampah, sampah seolah oleh menjadi hal yang biasa dan hal yang dianggap remeh oleh sebagian besar warga Jakarta. Oleh karena pemikiran itu, membuat orang-orang tidak perduli dan membuang sampah seenaknya saja. Padahal, dampak yang dihasilkan sampah ini cukup besar, seperti lingkungan jadi tidak enak dipandang, bau tidak sedap, penyakit kalau sudah numpuk dan berbau, dan dampak yang sering terjadi namun nampaknya tidak membuat orang kapok untuk membuang sampah seenak jidatnya saja yaitu banjir.
Kamis, 21 Januari 2016
SiKaya Miskin
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari harta, dan harta itu bisa bermacam-macam bentuk, bisa dalam bentuk uang, property ataupun lain-lain yang memiliki nilai jual/tukar, dan dari harta inilah yang menentukan orang itu kaya atau miskin. Dan oleh karena itu, setiap orang pun berbondong-bondong mengejar apa yang namanya harta untuk mengubah status dari orang yang mungkin awalnya miskin menjadi orang sederhana, dan dari orang sederhana menjadi orang kaya dan itu adalah hal yang wajar dan tidaklah salah.