Bukan sesuatu yang sulit untuk mencari artikel-artikel yang bersifat motivasi, karena sudah banyak yang beredar di mana-mana, namun apa itu akan bermamfaat bagi kita, seandainya kita cuma membaca habis itu meletakkan artikel tersebut di meja atau di rak atau bahkan di masukkin ke kardus dan di letakan di langit langit rumah tanpa tindakan-tindakan
Dan tidak ada gunanya seandainya kita sering membaca buku buku tentang motivasi-motivasi bahkan motivasi yang terkenal sekalipun, atau dari seorang penulis yang terkenal dan tersukses kalau seandainya kita tidak bisa termotivasi atau tergerak oleh diri kita sendiri atas apa yang kita baca dan lihat, karena motivasi yang paling besar dan berpengaruh adalah diri sendiri.
Oleh sebab itu, mari kita melatih diri kita supaya bisa kita bisa memotivasi diri kita sendiri ketika kita membaca motivasi-motivasi dari luar. Dalam hal ni ada 2 jenis binatang yang bisa kita pelajari, yaitu : Singa dan Elang
Secara pribadi saya, saya lebih suka sama singa karena sifat kepemimpinan dia, tapi waktu aku ikut seminar "An eagle Point of View" yang di bawakan motivator rudy lim. saya merasa sangat menarik, oleh sebab tu saya berpikir untuk menggabungkan kedua binatang ini dan point point yang bisa saya pelajarin dan saya terapkan di dalam hidup saya.
Secara pribadi saya, saya lebih suka sama singa karena sifat kepemimpinan dia, tapi waktu aku ikut seminar "An eagle Point of View" yang di bawakan motivator rudy lim. saya merasa sangat menarik, oleh sebab tu saya berpikir untuk menggabungkan kedua binatang ini dan point point yang bisa saya pelajarin dan saya terapkan di dalam hidup saya.
Sekilas tentang Singa dan Elang
Singa sering di kenal dengan Raja Hutan (The king of jungle) dan singa selalu hidup berkelompok dimana terdiri dari 1 singa jantan dan banyak singa betina dan anak singa. Namun singa jantan biasanya hanya menunggu buruan dari singa betina.
Dan biasanya kalau ada singa jantan lain yang datang memasuki wilayah kekuasaannya maka mereka akan bertempur memperebutkan wilayah tersebut. Dan bagi yang menang maka dia akan bisa menguasai wilayah tersebut dan bisa menikmati buruan dari singa betina di wilayah tersebut, tapi bagi yang kalah dia akan di kucirkan oleh kelompok tersebut dan singa tersebut juga tidak akan mendapatkan buruan dari singa betina hingga dia bisa menguasai wilayah kekuasaan dengan menang bertempur dengan singa jantan lainnya. Atau dia akan mati karena kelaparan karena secara teknik singa jantan malas atau tidak bisa berburu.
Sedangkan untuk singa betina lebih pintar berburu di banding dengan singa jantan, dan biasanya ketika mereka ingin berburu mereka harus mempertaruhkan nyawa, apabila mangsanya hidup berkelompok (rata rata mangsa singa ini hidup berkelompok seperti rusa, kambing, kerbau dan zebra), dan jika dia gagal mendapatkan mangsa kemungkinan singa akan terinjak oleh kerumunan binatang yang berlarikan diri dari singa yang ingin memburu mereka, atau bahkan singa bisa ke tendang oleh kaki-kaki mangsanya yang berlarian yang bisa mengkibatnya rahangnya hancur sehingga membuat dia tidak bisa berburu selama berminggu minggu.
Walaupun kadang kadang singa berburu sendiri tapi lebih sering mereka berburu berkelompok antara 2 – 4 ekor, yang satu menakuti mangsanya dan sisanya menunggu di depan untuk menyerang, dan yang menyerang ni yang sering ketendang atau keinjak oleh mangsanya.
Elang termasuk salah satu burung yang bisa terbang paling tinggi, dia bahkan bisa terbang menembus awan, dan membuat sarang di ketinggian, padahal semakin tinggi itu maka semakin kencang udara yang bertiup dan elang juga bisa melihat dengan tajam dan jauh (elang tidak pernah terbang dengan matanya yang sayu sayu tidak jelas).
Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang didunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Namun ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua dan panjang hingga melingkar ke belakang, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang harus membuat sebuat keputusan yang sangat berat dan hanya mempunyai dua pilihan : Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan.
Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung dengan sayapnya yang dah mulai berat akibat tebalnya bulu bulu sayapnya. untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang , berhenti dan tinggal disana selama proses transformasi berlangsung.
Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya (tentu sangat menyakitkan ), kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya (bisa dibayangkan kan betapa penderitaan yang di alami sang Elang) dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan (150 hari) kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh.
Elang akan dapat terbang kembali seperti elang muda.
Hal-hal yang bisa di pelajari dari 2 binatang ini adalah:
1. Vision (visi) dan target.Ketika elang terbang tinggi, dia mempunyai visi yaitu menemukan mangsa untuk kelangsungan hidupnya.
Begitu juga dengan singa, ketika singa mulai berjalan di semak semak dia juga memiliki visi yang kuat, yaitu mencari mangsa untuk kelangsungan hidup.
Mungkin kita tidak bisa berpikir seperti elang ataupun singa yang mencari mangsa sebagai visinya, tapi kita sebagai manusia harus memiliki sebuah visi dalam hidup kita dalam hidup kita, yaitu membuat target target yang ingin kita capai dalam hidup kita dan target terbesar dalam hidupmu yang ingin kita capai. Supaya perjalanan hidup kita lebih memiliki tantangan-tantangan yang membuat hidup kita semakin berarti. Karena tantangan maka hidup kita hanya akan gitu gitu aja tanpa ada perkembangan yang berarti.
2. Mandiri.
Waktu anak elang menetas dia mendapat makanan dari induknya, namun ketika seekor elang mulai bisa terbang sendiri, maka dia akan mencari makanannya sendiri dan elang itu akan bertindak sendirian, elang tidak pernah terbang berkelompok seperti burang burung lainnya.
Dan sebagai manusia tentu kita tidak bisa seperti elang, bisa jalan langsung mencari makanan sendiri dan belajar sendiri, tapi tentu saja kita harus bisa belajar mandiri, mandiri untuk melakukan sesuatu, mandiri dalam pengambilan keputusan kita, mandiri didalam pencapaian target target kita supaya kita tidak ragu, dan kita bisa semakin yakin dengan keputusan yang kita buat. Tapi bukan berarti kita tidak boleh bertanya pendapat atau saran dari orang lain, tapi itu jangan membuat kita semakin ragu dan semakin tidak yakin akan keputusan yang telah kita buat.
3. Menerima tantangan dan resiko.
Kalau kita perhatikan si elang, ketika si elang melihat ombak yang tinggi dia tidak takut bahkan dia akan terbang mendekati ombak tersebut dengan kecepatan yang tinggi dan sesudah sampai di dekat ombak dia akan tiba tiba memutar balik atau membelok terbang di samping ombak tersebut dan tidak takut untuk terkena ombaknya atau tersapu oleh ombak tersebut.
Sedangkan dari singa betina ketika dia sudah memilih target, dia juga harus berani untuk menerima tantangan yang kemungkinan resiko-resiko yang akan terjadi, mungkin dia akan gagal, tapi dia tetap maju untuk mencapai target itu.
Sering kali kita takut sebelum mengambil keputusan, kita takut baik dalam mengambil keputusan untuk memulai sebuah bisnis atau usaha, bahkan didalam memilih untuk pindah kerja pun kadang kadang kita ragu untuk mengambil keputusan padahal kita sudah yakin itu sudah cocok dengan kita.
Setiap keputusan yang kita ambil pasti ada resikonya, namun seharusnya kita tidak takut terhadap resiko tersebut karena resiko (kegagalan) tu seharusnya tidak menjadi penghalang atau akhir dari pencapaian target kita sendiri, justru seharusnya resiko itu membuat kita mempelajari dan semakin kuat dalam pencapaian target.
4. Mentransformasi diri.
Elang untuk bisa kembali seperti muda lagi maka dia harus bisa mentrasformasi dirinya melalui proses proses yang sangat sulit, sangat menyakitkan.
Apa kita sudah mentransformasi diri?? Atau apa kita telah siap untuk mentranformasi diri. Mungkin ketika kita sedang mengtransformasi diri kita akan mengalami kegagalan yang sangat berat, mungkin kita menjadi sangat tertekan dengan masalah yang akan terjadi, atau mungkin kita akan gagal secara terus menerus yang membuat kita sangat lemah dan sangat menyakitkan kita.
Tentu kita tidak perlu menganti kulit kita biar tampak muda, atau mematahkan kuku kita yang sudah mulai jelek, tapi kita yang dulu berpikir kalau kita sudah tua, sudah tidak muda lagi, atau kita tidak mampu bersaing dengan orang lain yang lebih berpengalaman, kita sudah gagal atau sudah tidak mampu lagi padahal umur kita baru umur kepala 4 kita harus bisa mentransformasikan diri kita sendiri menjadi jiwa pikir yang lebih muda, yang tidak takut gagal dan siap untuk menerima tantangan, dan siap bersaing dengan siapapun walaupun sama anak muda ataupun orang yang lebih sukses lainnya, kita hanya perlu belajar dan mencoba yang terbaik dan tidak takut akan kegagalan yang kemungkinan akan terjadi.
5. Aktualisasi diri (mengekspolisasi diri).
Elang mengaktualisasikan dirinya dengan terbang tinggi untuk melihat target, dan terbang secepat mungkin untuk mendapatkan target, dan singa mengaktualisasikan dirinya dengan kecepatan dalam berlari dan ketangkasan dan perjuangannya untuk mendapatkan target.Kita semua mempunyai kemampuan yang berbeda, tapi kita sering tidak berani atau ragu untuk mengeluarkannya, kita sering ragu dengan kemampuan kita sendiri bahkan kita tidak yakin kalau kita memiliki kemampuan tersebut.
Dan untuk mencapai target kita harus bisa mengeluarkan kemampuan kita, kita harus berani melangkah kedepan dan melakukan sesuatu yang baru dari kemampuan kita tersebut. Dan jika kita ragu dan kita tidak berani untuk menekspolisasikan kemampuan kita maka tidak ada hal baru yang akan terjadi dalam hidup kita. dan kesempatan untuk mecapai target pun akan semakin jauh.
6. Cepat, dan tepat dalam mengambil kesempatan.
Ketika elang melihat target maka elang tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk mendapatkan target tersebut, dia akan meluncur dengan kecepatan yang tinggi untuk mendapatkan target tersebut. Begitu juga dengan singa betina yang berlari cepat untuk mendapatkan targetnya. Namun mereka akan tepat dalam memilih target, dan tidak ceroboh untuk memilih target, mereka tidak akan asal pilih mangsa. Elang dan singa tidak memilih golira sebagai mangsanya karena emang golira bukan mangsa yang tepat buat mereka.
kita sudah tahu kalau itu tidak sesuai dengan kemampuan kita dan kita memaksakan diri untuk mencapainya sehingga yang terjadi hanya kegagalan kegagalan yang akan kita terima.
7. Kesiapan diri untuk memimpin.
Ketika singa jantan mengambil keputusan untuk bertempur dengan singa jantan lain tentu saja dia telah mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin didalam wilayah yang di perebutkan tersebut, dan dia telah siap untuk menjaga wilayahnya tersebut bahkan kalau bisa dia ingin memperluas wilayahnya.
Nah itu 7 point yang bisa kita pelajari dari Singa dan Elang mudah mudahan bermamfaat ya..
untuk menutup artikel ni ada salah satu kalimat yang bagus yang di ucapkan oleh seorang yang sudah sukses
Soichiro Honda (pendiri “Kerajaan” Honda) pernah mengatakan (klik untuk biografi honda):
“lihatlah kegagalan saya. orang hanya melihat 1% kesuksesan saya, mereka tidak melihat 99% kegagalan saya”
Karya : Hansen Angie