Pertanyaan pertama.
Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman dan kerabatnya.
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah kematian. Sebab kematian adalah PASTI adanya.
Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua.
Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?
Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari dan bintang-bintang.
Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar.
Tapi yang paling benar adalah masa lalu.
Siapa pun kita, bagaimana pun dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang, manfaatkan waktu kita dengan sebaik baiknya.
Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga.
Apa yang paling besar di dunia ini?
Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari.
Semua jawaban itu benar kata Sang Guru.
Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah nafsu.
Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka atau kesengsaraan dunia dan akhirat.
Pertanyaan keempat adalah.
Apa yang paling berat di dunia ini?
Di antara muridnya ada yang menjawab baja, besi, gajah.
Semua jawaban hampir benar, kata Sang Guru.
Tapi yang paling berat adalah memegang amanah.
Pertanyaan yang kelima adalah.
Apa yang paling ringan di dunia ini?
Ada yang menjawab kapas, angin, debu dan daun-daunan.
Semua itu benar, kata Sang Guru.
Tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan ibadah.
Lalu pertanyaan keenam adalah.
Apakah yang paling tajam di dunia ini?
Murid-muridnya menjawab dengan serentak PEDANG
Hampir Benar, kata Sang Guru.
Tetapi yang paling tajam adalah lidah manusia.
Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.
Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN senantiasa belajar dari MASA LALU dan tidak memperturutkan NAFSU? Sudahkah kita mampu MENGEMBAN AMANAH sekecil apapun dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita?
Related Post / Klik Gambar Di Atas "Artikel-Artikel" :
Nasehat Motivasi Saran
- Kami keturunan Tiong Hua, Kami Bangga..!!
- Kisah Inspirator : Kisah Tulus Bocah yang Polos
- Perbedaan Besar Antara Cewek Cantik Dan Uang
- Don't Copy If You Cannot Paste
- These Too, Will Pass (Dan Yang Inipun Akan Berlalu)
- Lakukan Itu Bila Anda Ingin Diperlakukan Seperti Itu
- Kegembiraan Ketika Orang Lain Bahagia
- Profesor Vs Nelayan
- Jangan Memamerkan Bagian Sensitif Anda Secara Cuma-Cuma
- 8 Falsafah Kehidupan
- 3 Kelompok Manusia
- Fenomena Anak Muda Sekarang
- Nasib Baik atau Nasib Buruk
- Ketekunan Antara Pengrajin Emas dan Kuningan
- Cincin dan Kerendahan Hati
- Cukup Itu Berapa??
- Kumpulan Kata-kata Motivasi Singkat
- 10 Sikap Hidup Bahagia
- Siklus Kehidupan
- Dimanakah Letak Kebahagian itu Menurut Kamu??
- Kisah Gadis yang Bisu Tuli dan yang Cacat Tangan dan Kaki
- Garam dan Telaga
- Komunikasi Pengasuhan Anak
- Berpikir dan Bertindak Seperti Manusia, Berjuang Seperti Singa dan Elang
- Kebahagian dalam Memberi